Teori-Teori Komunikasi Massa Klasik dan Kritis

Rabu, 03 Mei 2017

Teori-Teori Komunikasi Massa Klasik dan Kritis





Dalam Teori Klasik, terdapat beberapa teori yang ada didalamnya. Teori - teori tersebut diantaranya adalah Teori Kultivasi, Teori Agenda Setting, Teori Uses and Gratification, dan Teori Jarum Suntik. Untuk lebih jelasnya, klik teori - teori yang terdapat dalam Teori Klasik dibawah ini.

Teori kritis berasal dari aliran ilmu-ilmu kritis yang bersumber dari teori marxis. Dalam teori ini, media mempengaruhi masyarakat melalui konsep budayanya, media mempengarui bagaimana suatu budaya dapat tercipta, dibagian, dan diterapkan. Ilmu ini adalah cabang ilmu sosial yang mendobrak ststus quo, dimana status quo adalah status untuk mempertahankan keadaan yang sekarang seperti keadaan sebelumnya. Teori ini berakar dari asumsi bahwa dalam struktur sosial selalu saja terdapat struktur yang tidak adil, khususnya bagi rakyat miskin dari status quo dan struktur system yang tertindas. Beberapa tokoh yang mempeloporinya antara lain Karl Mark, Engels, George Lukacs, Korsch, Gramschi, Guevara, Regis, Debay, T Adorno, Horkheimer, Marcuse, Habermas, Altrusser, Johan Galtung, Cardoso, Dos Santos, Paul Baran Samir Amin, Hamza Alavi.
Menurut perspektif kritis, komunikasi merupakan suatu hasil dari tekanan antara kreativitas individu dalam memberi kerangka pada pesan dan kendala-kendala sosial terhadap kreativitas tersebut. Hanya jika individu benar-benar bebas untuk megespresikan dirinya dengan kejelasan dan penalaran, maka pembebasan akan terjadi, dan kondisi tersebut tidak akan terwujud sampai munculnya suatu tatan masyarakat yang baru (Sendjaja, 1998).
Dengan menggunakan teori kritis terhadap media diharapkan arus informasi dan berita-berita yang di terbitkan lebih sehat dan tidak memihak kepada yang memiliki pengaruh. Teori Media Kritis atau Media Critical Theory memiliki pengaruh besar dalam menjaga stabilitas informasi yang terjadi di media massa, teori ini memiliki pandangan dan ramalan yang jelas, sehingga Media Critical Theory layak untuk disebut sebagai Teori.
Teori Kritis ini bila dikaitkan dengan surat kabar dan majalah berpacu pada banyaknya majalah dan surat kabar yang mengkomunikasikan mengenai berita yang sangat terstruktur dan tersetting demi mendapatkan profit. Sehingga informasi yang ada di surat kabar menjadi berita mayoritas, sehingga pembaca mayoritas membahas mengenai informasi tersebut. Kemudian kreatifitas seseorang menjadi terhenti karena bahasan mayoritasnya sudah tersetting oleh surat kabar dan media. 
Dalam contoh nyata pers pada masa itu mendapatkan perlakuan yang semu, mereka seperti tidak bernyawa, walaupun dalam hukum terdapat kebebasan untuk berekspresi, namun banyak media massa cetak yang dilarang terbit. Pemerintah memaksa banyak pemilik media untuk menandatangani perjanjian untuk tidak mengkritik pemerintah dan bisnis keluarga kepala negara. Hal itu menyebabkan pers berubah fungsi menjadi instrumen pembangunan yang memelihara ketertiban, harmoni dan keamanan. Pada massa saat ini, karna adanya teori kritis terhadap media diharapkan arus informasi dan berita-berita yang di terbitkan lebih sehat dan tidak memihak kepada yang memiliki pengaruh
Hal ini dapat dilihat dalam kasus majalah Tempo, dimana dalam beritanya, Tempo mengkritik pembelian kapal-kapal itu dilakukan pada 1992 oleh Habibie, yang menjadi masalah mengapa hal tersebut disimpan erat – erat kaerna adanya penggelembungan harga dari 12,7 juta dollar AS menjadi 1,1 miliar dollar AS. Selain itu, ternyata sebagian besar kapal perang bekas itu tiba di Indonesia tidak dapat dioperasionalkan kembali kaerna telah mengalami kerusakan, biaya perbaikannya sangat mahal, dan onderdilnya tidak tersedia. Presiden Soeharto marah besar terhadap pemberitaan Majalah Tempo itu. Mengingat Habibie adalah salah satu anak yang dekat dengan Soeharto, maka atas perintah Soeharto langsung, Menteri Penerangan Harmoko pun memberikan larangan terbit kepada majalah Tempo tersebut (merdeka.com, 2013).
Dari contoh tersebut, dengan  menggunakan teori kritis terhadap media diharapkan tidak terjadi lagi contoh seperti diatas, dimana tidak ada lagi pembertitaan yang diharuskan memihak dan mengupload konten - konten tertentu, sehingga arus informasi dan berita-berita yang di terbitkan lebih sehat dan tidak memihak kepada yang memiliki pengaruh.

Daftar Pustaka
Lestari. (2013). 3 Media Dibredel Soeharto Karena Berita Korupsi Kapal Perang. Diakses pada Agustus, 30, 2013 dari https://www.merdeka.com/peristiwa/3-media-dibredel-soeharto-karena-berita-korupsi-kapal-perang.html
Sendjaja, S. Djuarsa. (1998). Teori Komunikasi. Tangerang: Universitas Terbuka. Diperoleh dari http://www.pustaka.ut.ac.id/lib/2016/08/08/skom4204-teori-komunikasi/

0 komentar :

Posting Komentar