Teori Agenda Setting

Kamis, 04 Mei 2017

Teori Agenda Setting


Maxwell E. McCombs dan Donald L. Shaw meneliti pemilihan presiden pada tahun 1968 dan menemukan bahwa para penyunting dan penyiar memiliki peran penting oleh publik dengan isu yang ditonjolkan oleh pemberitaan media massa. Khalayak cenderung untuk menilai sesuatu menjadi penting sama seperti media massa mengganggap hal tersebut penting. Teori Agenda Setting merupakan teori yang menyatakan bahwa media massa merupakan pusat penentuan kebenaran dimana kemampuan media massa untuk mentransfer dua elemen yaitu kesadaran dan informasi ke dalam agenda publik dengan mengarahkan kesadaran publik serta perhatiannya kepada isu yang dianggap penting oleh media massa. Media bukan hanya menjadi media informasi tetapi juga membangun opini publik secara terus-menerus tentang suatu persoalan, menggerakkan publik untuk memikirkan satu persoalan secara serius, dan mempengaruhi keputusan para pengambil kebijakan.

Asumsi
1. Media massa punya kemampuan untuk mentransfer agenda pemberitaan menjadi agenda publik. Media berperan sebagai mediator antara dunia luar dan gambar di kepala kita juga ada korelasi yang kuat dan signifikan antara apa yang diagendakan oleh media massa dan apa yang menjadi agenda publik.
2. Apa yang penting bagi media penting juga bagi publik. Audience tidak hanya mempelajari berita dan hal melalui media massa, tetapi juga mempelajari seberapa besar arti penting yang diberikan pada suatu isu menarik dan kepentignan relative sehingga tujuan agenda setting dapat tercapai.

Agenda Setter
Orang yang menentukan agenda bagi para agenda setters adalah editor berita atau gatekeeper. Gatekeeper memiliki peluang yang besar untuk menetukan agenda karena berita yang akan disampaikan pada masyarakat pasti di saring terlebih dahulu dan mereka bisa membentuk serta menentukan berita apa yang akan disampaikan kepada masyarakat dan mana yang tidak disampaikan sehingga menjadi praktik agenda setting.

Cara Menjalankan Agenda Setting
Cara menjalankannya adalah denan menggunakan framing. Framing merupakan bagaimana media membingkai suatu berita serta pernyataan bahwa orang menggunakan seperangkat pengharapan untuk memaknai dunia sosial dan media berkontribusi pada pengharapan tersebut. Framing memilih beberapa aspek dari realita yang di terima dan membuatnya menjadi penting pada teks berita.

Framing memunculkan dampak yaitu agenda setting tahap 2. Agenda setting tahap 2 ini merupakan teori baru yang dikembangkan oleh McCombs dimana agenda seting bekerja pada dua tahap yaitu level objek dan level atribut. Media yang mengatur agenda publik pada lapisan kedua yaitu level atribut (bagaimana memikirkan sesuatu), dan lapisan pertamanya adalah lebel objek (apa yang seharusnya dipikirkan).

Hal Yang Mendukung Agenda Setting
1. Kekuatan Presentasi : Pembertaan yang dramatis melemahkan daripada meningkatkan kekuatan agenda setting TV. Berita personal yang kuat ditampilkan berfokus terlalu banyak pada situasi tertentu daripada suatu isu yang sebenarnya.
2. Penempatan Kisah : Berita utama memiliki efek agenda setting yang besar. Orang lain lebih memperhatikan cerita di awal dan jarang muncul gangguan di awal atau orang menerima rancangan implisit dari program berita bahwa berita utama adalah yang paling penting.
3. Priming : Warga yang paling termotivasi tidak dapat menimbang semua hal yang mereka ketahui ketika menilai isu politik yang kompleks.

Jenis Agenda Setting 
Agenda Media : Isu yang dibahas dan ditampilkan dalam media. Agenda media harus diformat dengan memperhatikan jumlah dan tingkat penonjolah berita, relevansi isi berita dengan kebutuhan khalayak, menarik atau tidaknya berita.
Agenda Publik : Apa yang dipikirkan masyarakat. Ada kesamaan antara isu yang dibicarakan atau dianggap penting oleh publik. Apa yang menjadi agenda media akan menjadi agenda publik.


Review materi Presentasi kelompok Teori Komunikasi Klasik
http://sitikteori.blogspot.co.id/

0 komentar :

Posting Komentar