Perkembangan Media Cetak: Majalah

Selasa, 28 Februari 2017

Perkembangan Media Cetak: Majalah


Sejarah singkat majalah dunia
            Pada tahun 1790 di Inggris, Richard Steele membuat majalah The Tatler, kemudian bersama-sama dengan Joseph Addison ia menerbitkan The Spectactor. Majalah tersebut berisi tulisan-tulisan yang mengandung unsur moral, masalah politik, berita internasional, berita-berita hiburan, dan gosip. Pelopor penerbitan majalah di Amerika pada tahun 1740 adalah Benjamin Franklin, yaitu General Magazine dan Historical Chronicle. Reader’s Digest merupakan majalah tersukses pada pertengahan abad 20 yang diterbitkan oleh suami istri Dewitt Wallace dan Lilia pada tahun 1922. Kesuksesan Reader’s Digest memotivasi Henry Luce dan Riton Hadden untuk menerbitkan majalah Time.  Majalah sukses lain adalah majalah Playboy yang diterbitkan pada tahun1953 oleh Hugh Hefner.

majalah playboy
General Magazine and Historical Chronicle


§  Majalah

Keberadaan majalah sebagai media massa di Indonesia dimulai pada awal kemerdekaan Indonesia. Pada Thaun 1945 di Jakarta, terbit majalah bulanan bernama Pantja Raja dengan prakata Ki Hajar Dewantoro. Sedangkan di Ternate, Oktober 1945 Arnold Montou dan dr. Hassan Missouri menerbitkan majalah mingguan Menara Merdeka dan bertahan sampai dengan tahun 1950. Majalah lain yang terbit setelah kemerdekaan antara lain: Pahlawan (Aceh); majalah sastra Arena (Yogyakarta); majalah Sastrawan (Malang); majalah Seniman (Solo); Obor (Blitar); Djojobojo (Kediri);mPelajar Merdka (Kediri); Wanita (Solo); Soera Perkis dan Bulan Sabit (Solo) (Soebagijo, 1977: 54-85).
Pada Awal Kemerdekaan Soemang, SH. Menerbitkan majalah Revue Indonesia dengan tujuan menghancurkan sisa – sisa kekuasaan Belanda, mengangkat semangat yang tinggi terhadap perlawanan akan penjajahan untuk keabadian kemerdekaan bangsa Indonesia.
Pada awal Orde Lama, nasib majalah tidak kalah tragis dengan nasib surat kabar yang dimana dikeluarkannya perdoman resmi untuk penerbit surat kabar dan majalah. Pada mas ini perkembangan majalah tidak terlalu baik karna sedikitnya majalah yang terbit.

Saat zaman Orde Baru (1966) majalah yang terbit terbilang banyak dan cukup beragam jenisnya, diantaranya adalah majalah Selecta, Horison, Panji Mayarakat, dan majalah Adil. Antara kurun waktu 1971 – 1980 majalah mulai bertumbuh semakin banyak, hal ini sejalan dengan pertumbuhan perekonomian dan pendidikan Indonesia yang semakin membaik
Masuk pada zaman Reformasi, Surat Izin Usaha Penerbitas Pers (SIUPP) tidak lagi diperlukan, hal ini membuat berbagai pihak menerbitkan majalah yang sesuai dengan tuntutan pasar yang dimana muatan yang dimuat semakin berani. Majalah – majalah diluar negri seperti Harper’s Bazaar, Playboy, Good Housekeeping, Maxim, dan masih banyak majalah luar negri lainnya yang menampilkan cover dan artikel – artikel yang cukup bernai untuk ukuran pembaca Indonesia yang dimana negara – negara luar mempunyai system nilai yang berbeda dengan Indonesia.

Kategorisasi Majalah
            Sasaran pembaca yang dituju merupakan hal yang menentukan kategorisasi majalah. Redaksi akan menentukan siapa yang akan membaca sejak awal, seperti anak-anak, wanita dewasa, pria dewasa, remaja, pembaca umum, pelaku bisnis, atau pembaca dengan hobi tertentu. Berikut adalah majalah-majalah yang terbit pada masa orde baru:
a.          Majalah berita                  : Tempo, Gatra, Sinar, Tirus
b.         Majalah keluarga              : Ayahbunda, Parenting, Good House keeping
c.          Majalah pria                     : Matra, FHM, Playboy, Maxim, Popular
d.         Majalah wanita                 : Femina, Kartini, Cosmopolitan, Herworld, Female, Cita Cinta
    Chic
e.          Majalah remaja wanita    : Gadis, Cosmogirl, Seventeen
f.          Majalah remaja pria         : Hai
g.         Majalah anak-anak           : Bobo, Ganesha, Girls, Fantasi
h.         Majalah ilmiah popular    : Prisma, National Geographic
i.           Majalah umum                 : Intisari, Warnasari, Reader’s Digest
j.           Majalah hukum                : Forum Keadilan
k.         Majalah pertanian             : Trubus
l.           Majalah humor                 : Humor
m.       Majalah olah raga             : Bolavaganza, 442, Golf Digest
n.         Majalah agama                 : Amanah, Ummat
o.         Majalah bahasa daerah     : Mangle (Sunda, Bandung), Djaka Lodang (Jawa, Yogyakarta)
p.         Majalah hobi                    : Fotoplus, Snap, Mobilmotor, Motoplus, Cinemagz, Movie Monthly
q.         Majalah musik                  : Trax, Rolling Stones, Ripple
r.           Majalah profesi                : Majalah yang diterbitkan oleh asosiasi profesi


Fungsi Majalah
            Fungsi utama majalah berbeda satu sama lain karena mengacu pada sasaran pembacanya. Media berita memiliki fungsi utama sebagai media informasi tentang peristiwa di dalam maupun luar negeri serta sebagai hiburan. Majalah wanita dewasa memiliki fungsi sebagai informasi dan tips tentang kewanitaan tetapi lebih bersifat menghibur serta mendidik. Majalah pertanian memberikan informasi dan pendidikan tentang cara bercocok tanam.

Karakterisktik Majalah
            Majalah adalah media yang paling simple organisirnya, lebih mudah dikelola, dan tidak membutuhkan modal besar. Majalah dapat diterbitkan oleh setiap kelompok masyarakat. Berikut adalah karakteristik majalah:
a.          Penyajian lebih dalam
Umumnya, peiode terbit majalah adalah mingguan, selebihnya dwi mingguan atau bulanan. Biasanya majalah berita terbit mingguan dengan tujuan para reporter punya waktu yan lebih lama untuk mempelajari sebuah kasus sehingga penyajiannya menggunakan bahasan yang dalam.

b.         Nilai aktualitas lebih lama
Apabila nilai aktualitas surat kabar hanya satu hari dan setelah itu akan dianggap using, maka nilai aktualitas majalah lebih lama yaitu satu minggu. Karena umumnya membaca majalah memerlukan waktu 3-4 hari maka kita tidak menganggap using majalah yang terbit dua hari lalu.

c.          Gambar/Foto lebih banyak
Memiliki jumlah halaman yang lebih banyak bukan hanya berisi berita yang mendalam namun majalah juga menyajikan gambar/foto yang lengkap dengan ukuran besar dan berwarna serta kertas yang lebih baik. Sehingga pada majalah mode dan majalah hiburan foto yang disajikan akan di koleksi oleh pembacanya.

d.         Kover sebagai daya Tarik
Majalah memiliki daya Tarik sendiri bukan hanya dari foto yang disajikan tetapi juga melalui sampul majalah. “Kover adalah ibarat pakaian dan aksesorisnya pada manusia.” (Ardianto, Komala & Karlinah, 2007). Majalah yang menarik atau tidak di tentukan melalui tipe majalah, dan konsistensi dalam menunjukkan ciri khasnya.




Daftar Pustaka:


Ardianto, Elvinaro, Komala, Lukiati, Karlinah, Siti. (2007). Komunikasi Massa Suatu Pengantar Edisi Revisi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media
 

0 komentar :

Posting Komentar