Selasa, 30 Mei 2017

Teori Komunikasi Massa Kritis


Teori kritis merupakan cara melihat realias yang mengasumsikan banyaknya ketidakadilan bagi rakyat kecil. Teori ini melihat bahwa media tidak lepas kepentingannya, terutama sarat kepentingan kaum pemilik modal, negara atau kelompok yang menindas lainnya, maksudnya media menjadi alat dominasi masyarakat. Konsekuensinya adalah realitas yang dihasilkan oleh media bersifat pada dirinya. Teori ini juga mengangap media sebagai pembentuk kesadaran, karena memberikan konteks pengaruh kesadaran sehingga media menyediakan pengaruh untuk mereproduksi dan mendefinisikan status struktur tertentu.

Teori kritis mengajarkan bahwa pengetahuan adalah kekuatan untuk memahami bagaimana seseorang ditindas sehingga orang dapat mengambil tindakan untuk merubah kekuatan penindas. Tujuan teori ini untuk melakukan eksplorasi refleksif terhadap pengalaman yang kita alami dan bagaimana cara kita mendefinisikan diri sendiri, budaya dan dunia.

Pandangan Mengenai Teori Kritis
1. Masa Lalu
Dengan bangkitnya Nazi di Jerman membuat hampir semua anggota Frankrurt berimigrasi ke AS dan mereka menaruh perhatian besar pada komunikasi massa dan media sebagai struktur penindasan dalam masyarakat kapitalis.

2. Masa Sekarang
Teori kritis digunakan untuk menjaga stabilitas informasi dari media sehingga media tidak memihak dan netral dalam memberikan informasi.

3. Masa Depan
Manusia semakin dipermudah oleh sarana teknologi yang ada, Teori Kritis di masa depan akan menjadi sangat diperlukan untuk menjaga stabilitas negara dan memperjuangkan kelompok tertindas.

Kegunaan Teori Kritis
Tugas mereka adalah mengungkap kekuatan penindasan dalam masyarakat melalui analisis dialektika. Masyarakat merasakan adanya tatanan yang muncul sehingga tugas teori kritis adalah menunjukkan dasar pemikiran dari kekuatan yang saling berlawanan.


Review materi Presentasi kelompok Teori Komunikasi Klasik
http://sitikteori.blogspot.co.id/

Selasa, 23 Mei 2017

Konglomerasi Surat Kabar & Majalah Di Indonesia


Gambar diambil dari: http://bit.ly/2qW8vhL
 

Konglomerasi media merupakan sebuah penggabungan perusahaan-perusahaan media menjadi sebuah perusahaan yang lebih besar, yang membawahi banyak media. Media-media yang memiliki visi yang sama akan melakukan korporasi, inilah salah satu cara untuk melakukan konglomerasi media. Konglomerasi ini membuat seseorang dapat menguasai banyak media dalam satu waktu, sehingga orang tersebut dapat mengendalikan berbagai media yang dimilikinya. Mulai dari kebijakan-kebijakan yang dianut, sampai dengan pemilihan angel-angel berita mana yang boleh dipublikasikan sesuai dengan keinginan pemilik media serta nilai-nilai yang dianut. Sehingga, informasi dan berita yang disampaikan dalam beberapa media tersebut terkesan homogen dan bisa juga kehilangan netralitasnya. Pada akhirnya, dalam penulisan berita tidak dinilai lagi dari seberapa besarnya nilai berita yang ada, tetapi seberapa besar keuntungan yang didapat dari berita tersebut.
Di Indonesia, konglomerasi media bukanlah suatu hal yang dirahasiakan lagi. Contohnya adalah Hary Tanoesudibjo, yang memiliki MNC Group, yang membawahi RCTI, MNC TV, Global TV dan koran Sindo. Aburizal Bakrie, pemilik dari Viva Group, yang membawahi Tv One, ANTV, dan Vivanews.com. dan tak lupa juga Chairul Tanjung yang memiliki Trans Tv dan Trans 7. Mereka adalah beberapa orang dari para konglomerat media yang terkemuka di Indonesia.  Para konglomerat media  ini juga terjun ke dalam dunia politik, dan memiliki partai mereka tersendiri. Sehingga media yang mereka miliki, sudah dipastikan lebih banyak memberikan informasi seputar karir politik atau partai milik mereka. Mereka akan lebih menunjukkan keunggulan kair mereka di bidang politik dan partai mereka, hal ini bertujuan untuk menunjukkan eksistensi mereka dan meraih simpati masyarakat.

Gambar diambil dari: www.remotivi.or.id

                Salah satu contoh konglomerasi media cetak adalah Jawa Pos Group yang dimiliki oleh Dahlan Iskan. Sebenarnya Jawa Pos Group juga memiliki stasiun TV seperti JTV dan Jawa Pos TV, Media onlinenya adalah Jawa Pos National Network. Namun sebagian besar anak dari Jawa Pos Group adalah di bidang media cetak, baik tabloid, majalah maupun surat kabar. Dengan adanya konglomerasi media, akan tercipta adanya elit-elit politik. Hal ini dapat dilihat dari hasil survey diatas. Elit politik adalah mereka yang memiliki dan menguasai banyak media massa di Indonesia. Elit politik memilih isu yang sesuai kebutuhan mereka untuk ditampilkan di media massa. isu-isu yang diangkat mengarahkan gagasan politik dari elit politik dan pencitraan untuk mengangkat citra para elit politik. Orang-orang elit politik tidak akan mengangkat isu yang menjatuhkan mereka namun mengangkat isu yang dapat menaikkan nama mereka.
                Dari survey diatas dapat dilihat bahwa setiap media, memiliki kepentingan tersendiri, dengan menampilkan apa yang ingin ditekankan pada masyarakat. Media berupaya untuk mengarahkan masyarakat mengikuti isu tersebut karena memiliki nilai tertentu yang ditawarkan kepada masyarakat, hai ini merupakan sebuah agenda setting yang dilakukan para elit politik. Agenda Setting  dapat membentuk opini publik karena apa yang di tampilkan oleh media secara terus menerus, itulah yang akan dikonsumsi oleh masyarakat.  Sehingga opini publik terbentuk akibat isu yang dikonsumsi secara terus menerus. Apa yang di tampilkan oleh media akan membentuk opini publik yang akan menghasilkan respon dari opini yang dibentuk. Kolongmerasi media massa yang dilakukan para elit politik, dapat dimanfaatkan untuk menyampaikan pesan-pesan yang yang sesuai dengan apa yang diinginkan untuk mengambil simpati masyarakat.

Senin, 22 Mei 2017

Literacy Media (Pendidikan Melek Media)



http://siper.mmtc.ac.id

Media literasi merupakan keahlian yang dapat dikembangkan. Keahlian yang dapat dikembangkan ini berupa berpikir bagaimana pentingnya media massa dalam menciptakan dan mengendalikan budaya yang membatasi kita dengan hidup kita. Beberapa pakar menyebutkan bahwa definisi sederhana literasi adalah kemampuan membaca dan menulis atau melek aksara/huruf. Literasi media adalah kemampuan untuk membaca media dan mengajarkan orang untuk dapat mengakses dan memproduksi media.

Tahapan literasi media terdiri dari:

  1. Peduli akan pentingnya mengelola media. 
  2. Mempelajari beberapa keahlian khusus untuk melihat secara kritis. 
  3. Melihat ke belakang frame untuk mengeksplorasi isu secara lebih besar.


Dengan adanya perkembangan media non-cetak, maka kemampuan itu menjadi kecerdasan dalam bermedia (media literasi). Literasi media berarti suatu kumpulan perspektif dimana kita secara aktif mengungkap diri kita pada media untuk memberi pemaknaan pada pesan yang kita terima. Batasan literasi media berarti keahlian memahami dan menggunakan isi media massa secara efektif dan efisien. Literasi media memahami sumber dan teknologi dari komunikasi, kode yang digunakan, pesan yang diproduksi.

Literasi media merupakan multidimensional yang terdapat 4 hal penting yang saling terkait dengan dimensinya:

  1. Dimensi Kognitif: proses mental dan pemikiran 
  2. Dimensi Emosional: dimensi perasaan. Dimana seseorang akan sensitif atau tidak dan terbangkitkan atau tidak emosinya.
  3. Dimensi Keindahan: kemampuan untuk menikmati, memahami dan mengapresiasi isi dari pandangan artistik.
  4. Dimensi Moral: kemampuan untuk memahami nilai-nilai dalam pesan


Keterampilan membaca dan menulis merupakan dasar untuk literasi media sebagai kemampuan mengakses, menganalisis, mengevaluasi, dan mengomunikasikan pesan dalam berbagai bentuk. Literasi di abad ke-21 lebih dari sekedar literasi tradisional yang berbasis membaca, menulis, matematika dan ilmu pengetahuan. Konsep baru literasi yang dimasukkan ke dalam komponen adalah:

  1. Literasi teknologi: kemampuan memanfaatkan media baru seperti internet untuk mengakses dan mengomunikasikan informasi secara efektif.
  2. Literasi informasi: kemampuan mengumpulkan, mengorganisasikan, menyaring dan mengevaluasi informasi dan membentuk opini berdasarkan kemampuan 
  3. Kreativitas media: kapasitas individu yang terus berkembang dimanapun untuk membuat dan menyebarluaskan konten. 
  4. Tanggung jawab dan kompetensi sosial: kompetensi memperhitungkan akibat sosial dari publikasi online dan tanggung jawab terhadap anak anak

 Literasi Teknologi Di Surat Kabar Dan Majalah

        Pada surat kabar dan majalah yang pada awalnya berbentuk cetak semakin lama semakin berkembang memanfaatkan teknologi berupa internet. Sehingga surat kabar dan majalah mulai masuk menjadi media online. Dibuktikan dengan munculnya surat kabar online seperti kompas.com, detik.com, tempo.co, dll. Sedangkan majalah online seperti majalah gadis, dll. Hal ini membuat para pembaca dapat mengakses majalah dan surat kabar dengan mudah dan media pun dapat mengomunikasikan informasinya secara efektif.


Daftar Pustaka:


Ardianto, Elvinaro, Komala, Lukiati, Karlinah, Siti. (2007). Komunikasi Massa Suatu Pengantar Edisi Revisi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media

 

Rabu, 17 Mei 2017

Teori Peluru: Model Jarum Suntik




Istilah model jarum hipodermik dalam komunikasi massa diartikan sebagai media massa yang bisa menimbulkan efek yang kuat, langsung, terarah dan segera. Model jarum suntik pada dasarnya adalah aliran satu tahap (one step flow), yaitu media massa langsung kepada khalayak sebagai mass audience. Model ini memberi asumsi bahwa media massa secara langsung, cepat, dan punya efek ang amat kuat atas mass audience. Jarum hipodermik pada hakekatnya adalah model komunikasi searah, berdasarkan anggapan bahwa mass media punya pengaruh langsung, segera, dan sangat menentukan audience. Mass media merupakan gambaran dari jarum raksasa yang menyuntik audience yang pasif. Pada umumnya khalayak dianggap hanya sekumpulan orang yang homogeny dan mudah dipengaruhi sehingga, pesan-pesan yang disampaikan pada mereka akan selalu diterima, bahwa media secara langsung dan cepat memiliki efek yang kuat terhadap komunikan.

Makna Komunikasi Massa Jarum Hipodermik:

  • Memprediksi dampak pesan komunikasi masssa yang kuat dan kurang lebih universal.

  • Peran media massa sekitar tahun 1930an sangat kuat sehingga audience mengikuti apa yang ada dalam media massa. Selain itu juga karena apa yang disampaikan oleh media langsung sampai ke audience.

  • Kekuatan media begitu dasyat hingga bisa memegang kendali pikiran khalayak yang pasif dan tak berdaya.


Teori peluru atau jarum hipodermik adalah teori media yang memiliki dampak kuat terhadap audiencenya sehingga tidak jarang menimbulkan budaya baru dan penyampaiannya secara langsung dari komunikator yaitu media kepada audience. Efek dari teori jarum suntik adalah masyarakat awam akan mudah percaya dengan media tanpa mencaritahu kebenarannya tetapi masyarakat aktif akan mencari tahu kebenaran informasi dari media sesuai kebutuhannya

Kekuatan teori jarum suntik:
  • Media punya peran kuat dan bisa mempengaruhi afektid, kognisi dan behavior audience.
  • Pemerintah memanfaatkan media untuk kepentingan birokrasi.
  • Audience bisa lebih mudah dipengaruhi.
  • Pesannya lebih mudah dipahami.
  • Sedikit control karena masyarakat masih dalam kondisi homogeny.

Kelemahan teori jarum suntik:
  • Saat masyarakat tidak homogen lagi maka teori ini akan terkikis.
  • Tingkat pendidikan masyarakat meningkat.
  • Jumlah media massa meningkat sehingga masyarakat menentukan pilihan yang menarik bagi dirinya.
  • Ada peran kelompok yang juga menjadi dasar audience untuk menerima pesan dari media tersebut.



Review materi Presentasi kelompok Komunikasi Massa Klasik
http://sitikteori.blogspot.co.id